Rabu, 07 Mei 2014

MID PENGELOLAAN LABORATORIUM



1. Jelaskan manajemen standar lab yang ideal!

MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA  
            Manajemen adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain maupun melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi (Sudjana, 2000 : 17).
Fungsi manajemen adalah sebagai rangkaian kegiatan wajar yang telah ditetapkan dan memiliki hubungan saling ketergantungan antara satu dengan yang lain.
Manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Secara jelas kita bahas satu persatu berikut ini.
1.     Perencanaan (Planning)
Dalam manajemen, perencanaan merupakan salah satu bagian yang sangat penting, karena perencanaan yang matang akan lebih memungkinkan tercapainya tujuan yang diharapkan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan cara dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut seefisien dan seefektif mungkin.
 Dalam perencanaan terdapat tiga kegiatan yang satu sama lain saling berhubungan. Ketiga kegiatan tersebut, yaitu : (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai, (2) pemilihan program untuk mencapai tujuan, dan (3) identifikasi dan pengerahan sumber daya yang tersedia. Perencanaan dapat pula dianggap suatu seri dari langkahlangkah atau tahapan yang dapat diikuti secara sistematis.
Perencanaan laboratorium kimia meliputi perencanaan dan pemeliharaan alat dan bahan serta sarana / prasarana, perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan, serta rencana pengembangan lab. Beberapa hal yang perlu direncanakan dalam manajemen laboratorium adalah :
a. Pengadministrasian Alat dan Bahan Laboratorium
            Tujuan pengadministrasian alat dan bahan lab ini adalah agar dapat dengan mudah diketahui : (1) jenis alat atau bahan yang ada, (2) jumlah masingmasing alat dan bahan, (3) jumlah pembelian atau tambahan, dan (4) jumlah yang pecah, hilang, atau habis (Depdikbud, 1979 : 41).
            Untuk keperluan pencatatan alat dan bahan lab ini diperlukan format atau buku perangkat administrasi yang meliputi buku inventaris, kartu stok, kartu permintaan / peminjaman alat / bahan, buku catatan harian, kartu alat / bahan yang rusak, kartu reparasi, dan format label (Depdikbud, 1999 : 26). Buku lainnya yang dapat melengkapi perangkat administrasi antara lain daftar alat dan bahan yang sesuai dengan LKS, jadwal kegiatan lab, dan program semester kegiatan lab.
b. Pengadaan Alat / Bahan Laboratorium
            Untuk melengkapi atau mengganti alat / bahan kimia yang rusak, hilang, atau habis dkai diperlukan pengadaan. Sebelum pengusulan pengadaan alat / bahan, maka perlu dipikirkan : (1) percobaan apa yang akan dilakukan, (2) alat / bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi jelas), (3) ada tidaknya dana / anggaran, (4) prosedur pembelian (lewat agen, langganan, beli sendiri), dan (5) pelaksanaan pembelian.
            Prosedur pengadaan dimulai dengan penyusunan alat / bahan yang akan dibeli yang dikumpulkan dari usulan masingmasing guru  yang dikoordinasi oleh penanggung jawab lab. Sebelum pembelian, hendaknya ditentukan terlebih dahulu di toko atau perusahaan mana alat / bahan itu akan dibeli. Sebaiknya setiap sekolah telah membuat jalinan kerja sama dengan perusahaan atau toko alat dan bahan kimia tertentu, sehingga akan memperoleh harga yang relatif murah dan sewaktuwaktu memerlukan tambahan alat / bahan kimia di luar jadwal pengadaan dapat dengan mudah dikontak dan disuplai.

2.     Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi laboratorium adalah suatu sistem kerja sama dari kelompok orang, barang, atau unit tertentu tentang laboratorium untuk mencapai tujuan (Sudaryanto, 1998 : 5) Mengorganisasikan laboratorium berarti menyusun sekelompok orang / petugas dan sumber daya lain untuk melaksanakan suatu rencana atau program dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang berdaya guna terhadap laboratorium. Pengorganisasian laboratorium meliputi pengaturan dan pemeliharaan alat dan bahan laboratorium, pengadaan alat dan bahan, dan menjaga kedisiplinan dan keselamatan laboratorium.
Tugas koordinator lab adalah mengkoordinasikan segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan lab dan mengusulkan kepada penanggung jawab lab untuk pengadaan alat / bahan praktikum. Penanggung jawab teknis lab bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi lab kelancaran kegiatan lab, dan bertanggung jawab atas kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan perbaikan alat lab. Tugas laboran adalah mengerjakan administrasi lab, mempersiapkan alat / bahan yang diperlukan untuk praktikum, dan bertanggung jawab atas kebersihan alat / bahan dan ruangan lab beserta perlengkapannya sebelum  dan sesudah praktikum.
a. Penyimpanan Alat / Bahan Laboratorium Setelah Pemeliharaan
            Penyimpanan alat / bahan kimia /  dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu : (1) alat / bahan yang sering dipakai, (2) alat / bahan dimana  diijinkan untuk mengambil sendiri, seperti beaker glass, gelas ukur, pipet, larutan encer garam, asam, basa, (3) alat / bahan yang jarang dipakai, dan (4) alat / bahan yang berbahaya, seperti alat yang peka, mahal, dan mudah rusak, dan bahan yang beracun, radioaktif, mudah terbakar / meledak.
            Bahan kimia yang beracun, eksplosif (mudah meledak), dan mudah terbakar sebaiknya ditempatkan terpisah dari bahan yang lain dan diusahakan diletakkan di tempat yang tidak mudah dilihat. Demikian juga dengan alat lab, diletakkan sesuai jenis dan bahannya, seperti alat dari kaca, porselin, kayu, atau logam diletakkan secara terpisah.
b. Disiplin di Laboratorium
            Dalam rangka menjaga keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium, maka penegakan disiplin bagi semua yang terlibat harus diterapkan. Kebebasan memang diperlukan bagi  yang berpraktikum, namun kebebasan yang dimaksud bukan kebebasan tanpa batas. Hal ini disebabkan di dalam laboratorium sangat banyak alat / bahan yang berbahaya jika digunakan tanpa disiplin sesuai aturan penggunaan alat / bahan yang bersangkutan. Jika hanya kerusakan alat atau kelebihan pemakaian bahan mungkin masih dapat ditoleransi, namun jika yang terjadi kesalahan pemakaian alat / bahan yang menimbulkan kebakaran / ledakan atau bahaya lainnya akan sangat fatal akibatnya.
Pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku perlu diberikan sanksi, mulai dari peringatan secara halus, peringatan keras, sampai pada pelarangan mengikuti praktikum.

3.     Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting, karena tanpa pelaksanaan terhadap apa yang telah direncanakan dan diorganisasikan tidak akan pernah menjadi kenyataan.
Kegiatan laboratorium diartikan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan pengamatan atau percobaan yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Untuk melaksanakan kegiatan laboratorium kimia /  perlu perencanaan secara sistematis agar dicapai tujuan pembelajaran secara optimal (Depdikbud, 1999 : 13).

Dalam kegiatan praktikum, penilaian terhadap hasil belajar  harus dilakukan, baik kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk aspek kognitif, biasanya dilakukan melalui pretest sebelum praktikum diadakan, bisa dilakukan secara lisan maupun tertulis, tergantung waktu yang tersedia. Pretest terutama dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman  terhadap konsep yang akan dipraktikumkan. Sebaiknya pretest tidak berisi pertanyaan teoretis, tetapi lebih difokuskan pada konsep yang berkaitan dengan praktikum.
Penilaian dari aspek afektif dapat dilakukan guru dengan menggunakan lembar observasi khusus yang telah dipersiapkan guru yang berisi nilai atau sikap yang harus dimiliki oleh seorang praktikan, seperti kejujuran menulis data percobaan, kebersihan, dan teliti dalam pengamatan. Pada kenyataannya.
Penilaian aspek psikomotor adalah yang utama dalam suatu praktikum, karena salah satu tujuan utama praktikum adalah melatih keterampilan dan mengukur penguasaan teknik  dalam menggunakan alat/bahan kimia ketika melaksanakan praktikum. Penilaian ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan, meliputi aspek penting yang harus dikuasai  dalam melaksanakan suatu praktikum. Dengan demikian, setiap praktikum akan memiliki tekanan aspek psikomotor yang berbeda.

4.     Pengawasan (Controlling)
Pengawasan atau sering disebut pula supervisi ditentukan oleh apa yang telah dilakukan, yaitu evaluasi terhadap tindakan dan bila perlu menggunakan pengukuran koreksi sehingga tindakan tersebut sesuai dengan rencana (Terry, 1977 : 481). Proses pengawasan terdiri atas beberapa tindakan pokok, yaitu : (1) penentuan ukuran / pedoman baku sebagai pembanding / alat ukur untuk menjawab pertanyaan dari hasil pelaksanaan, (2) penilaian / pengukuran terhadap tugas yang sudah atau yang sedang dikerjakan, baik secara lisan maupun tertulis, atau pertemuan langsung dengan petugas, (3) perbandingan antara pelaksanaan pekerjaan dengan ukuran / pedoman yang telah ditetapkan untuk mengetahui penyimpangan / perbedaan yang terjadi dan perlu tidaknya perbaikan, (4) perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi agar pekerjaan sesuai dengan apa yang direncanakan. 

2. Buatlah rubrik penilaian praktikum secara umum! Tentukan kategori praktikum berhasil atau tidak berdasarkan rubrik yang anda buat!


No
Indikator Penilaian
4
Sangat Baik
3
Baik
2
Kurang Baik
1
Tidak Baik
1.
Mengebon zat
Praktikan mengebon sendiri bahan yang akan digunakan tanpa dampingan asdos atau laboran karena  memiliki skill lab yang memadai untuk mengebon zat
Praktikan mengebon didampingi asdos. Namun telah memili skill lab yang cukup
Praktikan mengebon dengan skill lab yang minim dengan dampingan asdos atau laboran
Praktikan mengebon dengan skill lab yang tidak memadai dan mengebon tanpa bertanya kepada asdos dan laboran
2.
Mengebon alat dan bahan
Alat dan bahan telah disediakan dengan lengkap pada hari sebelum praktikum.
Alat dan bahan yang tidak ada diganti dengan alat dan bahan yang tersedia yang sesuai dengan yang dibutuhkan
Praktikan hanya melakukan praktikum dengan alat an bahan yang tersedia
Praktikum dibatalkan karena ketidak tersediaan alat dan bahan praktikum
3.
Pretest
Soal pretest bertujuan untuk mengetahui kesiapan dan kemampuan praktikan untuk melakukan praktikum. Praktikan yang tidak lulus tidak diperbolehkan ikut praktikum
Soal pretest berisi soal yang bersifat hafalan. Mahasiswa yang tidak lulus tidak dapat ikut praktikum
Pretest berisi soal yang bersifat analisis mengenai praktikum. Mahasiswa yang tidak lulus dapat ikut praktikum
Pretest tidak dilakukan dan semua praktikan dapat ikut serta dalam praktikum
4.
Keselamatan kerja
Praktikan menggunakan peralatan keselamatan kerja lengkap selama berada di lab dan selama melakukan praktikum
Praktikan menggunakan keselamatan kerja hanya pada saat melakukan praktikum yang berbahaya(dalam prosedur terapat anjuran hati hati)
Praktikan menggunakan peralatan keselamatan secara lengkap tetapi tidak melakukan praktikum
Praktikan tidak memakai peralatan keselamatan erja tetapi melakukan percobaan
5.
Kegiatan praktikum
Praktikan melakukan percobaan, mengamati, bertanya menganalisis dan mencatat hasil yang didapat saat praktikum
Praktikan melakukan praktikum dan mengamati tanpamenganalisi
Praktikan hanya mengamati proses praktikum
Praktikan tidak melakukan praktikum
6.
Hasil praktikum
Praktikan memahami tujuan praktikum dan hasil percobaan berdasarkan percobaan dan analisis yang sudah dilaksanakan
Praktikan memahami tujuan praktikum tanpa menganalisis sendiri
Praktikan dapat memahami tujuan praktikum tanpa analisis dan tidak dapat menyimpulkan
Praktikan tidak mengetahui kesimpulan praktikum
7.
Laporan sementara
Memberikan laporan sementara secara tertulis kepada asdos
Memberikan laporan sementara secara lisan kepada assdos
memberikan laporan sementara yang tidak lengkap
Tidak memberikan laporan sementara
8.
Alat yang telah dipakai dan bahan yang berlebis setelah praktikum
Praktikan membersihkan alat dan menyusun ke tempatnya semula dan bahan yang masih dapat di pakai disimpan di lemari zat
Praktikan membersihkan alat dan sisa bahan diletakkan di sembarang tempat
praktikan membersihkan alat tanpamenyimpan ke tempat semula dan bahan sisa praktikum di buang tanpa mengetahui apakah masih bisa dipakai atau tidak
Praktikan tidak membersihkan alat yang telah dipakai dan tidak menyimpan bahan yang berlebih
9.
Laporan pengembalian alat dan bahan
Mengembalikan alat sesuai dengan jumlah yang telah dipinjam dan mengembalikan ke tempat semula dan mengisi daftar peminjaman
Mengembalikan alat sesuai dengan jumlah yang dipinjam dan melaporkan kerusakan alat dan  mengembalikan ke tempat semula tetapi hanya melaporkan tanpa mengisi daftar peminjaman
Mengembalikan alat dan bahan ke tempat semula tanpa melaporkan alat yang rusak dan tidak megisi daftar peminjaman
Tidak mengembalikan alat tepat waktu dan tidak melapokan kerusakan alat dan tidak mengisi daftar peminjaman
10
Jurnal dan laporan praktikum
Praktikan membuat jurnal dan laporan praktikum sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan disertai dengan literatur pendukung
Praktikan membuat jurnal dan laporan sesuai dengan percoban yang berhasil saja
Praktikan membuat jurnal dan laporan sesuai dengan tujuan tetapi tidak sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan
Praktikan membuat jurnal dan laporan tetapi tidak sesuai dengan tujuan praktikum

KEBERHASILAN PRAKTIKUM
(SKOR /40) x 100%
BERHASIL          : ≥75%
GAGAL                : <75%

3. Buatlah desain lab yang inovatif utk pembelajaran pada jenjang sekolah menengah atas!




4. Buatlah rubrik penilaian untuk jurnal dan laporan praktikum!


No
Aspek
Skor
Keterangan
1
Judul percobaan
0
1

2
Judul percobaan tidak ditulis.
Judul percobaan ditulis tetapi tidak tepat/sesuai dengan tema praktikum.
Judul percobaan ditulis dan tepat.
2
Tujuan percobaan
2
2
Ditulis seperti pada petunjuk praktikum.
Tujuan ditulis dalam bentuk ABCD (audience, behaviour, condition, and degree)
3
Dasar teori
5

10

15
Memuat teori tetapi kurang relevan dengan meteri praktikum asam-basa.
Memuat secara singkat teori yang relevan dengan meteri praktikum.
Memuat secara lengkap teori yang relevan dengan meteri praktikum.
4
Alat dan bahan
2

5
Alat dan bahan ditulis namun tidak disertai dengan jumlah.
Alat dan bahan ditulis lengkap disertai dengan jumlah dan ukuran.
5
Prosedur kerja
1

2

5
10
Ditulis seperti petunjuk pada praktikum (menggunakan kata perintah).
Ditulis dengan menggunakan kata kerja bukan kata perintah).
Ditulis lengkap tanpa alur kerja.
Ditulis lengkap beserta alur kerja.
6
Data pengamatan
5

7
Data yang ditulis hanya kondisi sesudah perlakuan (setelah diberi indikator  alami).
Data yang ditulis mencakup kondisi sebelum dan sesudah perlakuan.
7
Diskusi dan pembahasan
10

20

25
Membahas hasil pengamatan tanpa menghubungkan dengan dasar teori.
Mengubungkan hasil pengamatan dengan dasar teori namun tidak lengkap.
Menghubungkan hasil pengamatan dengan dasar teori dan dilengkapi dengan bagan serta paragraf yang mengarah pada simpulan.
8
Simpulan
5


10
Simpulan sesuai dengan hasil praktikum tetapi tidak mengarah pada tujuan praktikum.
Simpulan sesuai dengan hasil praktikum dan mengarah pada tujuan praktikum.
9
Daftar pustaka
2
3


5
Tidak semua sumber pustaka ditulis.
Semua sumber pustaka ditulis namun ada satu atau lebih sumber pustaka yang tata tulisannya kurang benar.
Semua sumber pustaka ditulis dan susunannya benar.
10
Jawaban petanyaan
5
Semua pertanyaan yang ada dijawab dengan benar.
11
Laporan sementara
0
5
Laporan sementara tidak dilampirkan.
Laporan sementara dilampirkan.
12
lampiran
0

3
Lampiran foto praktikum (sebelum dan sesudah praktikum) tidak dilampirkan.
Lampiran foto praktikum dilampirkan.
13
Ketepatan waktu mengumpulkan laporan
0

1
3
5
Laporan menyerahkannya lebih dari satu minggu terlambat
Sampai satu minggu terlambat
Sampai dengan dua hari terlambat
Menyerahkan laopran tepat waktu











5. Mengapa pentingnya manajemen lab dalam kaitannya dengan kurikulum 2013! (kata kunci : produktif, inovatif dan kreatif)

Kurikulum 2013 bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang produktif, inovatif dan kreatif. Beberapa materi pelajaran kimia / IPA adalah pelajaran yang memerlukan pemahaman melalui pengalaman dan pengamatan langsung secara nyata dalam kehidupan sehari hari atau dalam laboratorium.
manajemen lab adalah salah satu standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan dalam peraturan oleh menteri  pendidikan dan kebudayaan.tujuan nya adalah agar  setiap sekolah yang ada di indonesia dapat mencapai standar sarana dan prasarana yang telah di tetapkan. melalui proses pendidikan siswa  dapat memiliki kompetensi yang telah di tetapkan.
Oleh karena itu keberadaan laboratorium di sekolah sangat penting dalam mendukung keberhasilan pembelajaran kurikulum 2013 agar pemahaman anak didik terhadap materi lebih kompleks. Pemahaman peserta didik terhadap materi ajar akan lebih efektif jika ia tidak hanya memperoleh konsepnya, tetapi ia juga mampu menemukan konsep itu sendiri. Pentingnya laboratorium dalam menunjang pembelajaran di kelas sangat diyakinidapat mengembangkan kognitif siswa. Manajemen lab sangat berkaitan erat dengan bagaimana menyesuaikan kegiatan praktikum dengan materi praktikum dan ketersediaan alat dan bahan kimia yang memadai.  Hal ini karena manajemen lab yang efektif sangat menentukan besar kecilnya kontribusi lab dalam proses pembela-jaran kimia / IPA, terutama pada pengembangan afektif dan psikomotorik siswa.

6. Jelaskan perbedaan yang mendasar pada laboratorium jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama!

Laboratorium SD
Labor SD didesain lebih sederhana. Pada labor SD terdapat meja demonstrasi, meja guru, meja dan bangku praktikan. Meja demonstrasi digunakan untuk mendemonstrasikan materi pelajaran. Tetapi siswa tidak melakukan praktikum karena anak SD belum mengetahui bahaya ataupun kegunaan alat yang dipakai saat praktikum. Tetapi siswa menggunakan alat dan bahan yang aman bagi siswa (alat peraga). Selain itu alat dan bahan hanya diletakkan ditempat yang tidak terjangkau oleh anak anak dan hanya dapat dimasuki oleh guru. Siswa melakukan praktikum menggunakan alat peraga (mainan) agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Labolatorim SMP
Ruangan lab untuk SMP cenderung lebih banyak banyak berisi alat-alat peraga seperti alat peraga rangka, organ-organ dalam tubuh, neraca, globe, awetan-awetan hewan dan tumbuhan. Untuk peraga biologi fisika atau mata pelajaran yang berkaitan.
Alat dan bahan juga diletakan di ruang khusus namun siswa memiliki izin untuk keluar masuk ruangan. Yang dilengkapi dengan buku peminjaman.
Guru terlebih dahulu melakukan demonstrasi lalu siswa melakukan praktikum mandiri. Siswa telah dianggap  mampu melakukan praktikum sendiri dengan pengawasan oleh guru. Ruang alat dan bahan dapat dimasuki oleh siswa. Karena siswa telah dapat membedakan alat dan bahan yang berbahaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar