1. Jelaskan manajemen standar lab yang ideal!
MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA
Manajemen adalah kemampuan dan
keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain
maupun melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi (Sudjana, 2000 :
17).
Fungsi manajemen adalah sebagai rangkaian kegiatan wajar yang telah
ditetapkan dan memiliki hubungan saling ketergantungan antara satu dengan yang
lain.
Manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan. Secara jelas kita bahas satu persatu berikut ini.
1. Perencanaan (Planning)
Dalam manajemen, perencanaan merupakan salah satu bagian yang sangat
penting, karena perencanaan yang matang akan lebih memungkinkan tercapainya
tujuan yang diharapkan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran
yang hendak dicapai dan menetapkan cara dan sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut seefisien dan seefektif mungkin.
Dalam perencanaan terdapat tiga
kegiatan yang satu sama lain saling berhubungan. Ketiga kegiatan tersebut,
yaitu : (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai, (2) pemilihan program untuk
mencapai tujuan, dan (3) identifikasi dan pengerahan sumber daya yang tersedia.
Perencanaan dapat pula dianggap suatu seri dari langkahlangkah atau tahapan
yang dapat diikuti secara sistematis.
Perencanaan laboratorium kimia meliputi perencanaan dan pemeliharaan alat
dan bahan serta sarana / prasarana, perencanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan, serta rencana pengembangan lab. Beberapa hal yang perlu
direncanakan dalam manajemen laboratorium adalah :
a. Pengadministrasian Alat dan Bahan Laboratorium
Tujuan pengadministrasian alat dan bahan
lab ini adalah agar dapat dengan mudah diketahui : (1) jenis alat atau bahan
yang ada, (2) jumlah masingmasing alat dan bahan, (3) jumlah pembelian atau
tambahan, dan (4) jumlah yang pecah, hilang, atau habis (Depdikbud, 1979 : 41).
Untuk keperluan pencatatan alat dan
bahan lab ini diperlukan format atau buku perangkat administrasi yang meliputi
buku inventaris, kartu stok, kartu permintaan / peminjaman alat / bahan, buku
catatan harian, kartu alat / bahan yang rusak, kartu reparasi, dan format label
(Depdikbud, 1999 : 26). Buku lainnya yang dapat melengkapi perangkat
administrasi antara lain daftar alat dan bahan yang sesuai dengan LKS, jadwal
kegiatan lab, dan program semester kegiatan lab.
b. Pengadaan Alat / Bahan Laboratorium
Untuk melengkapi atau mengganti alat
/ bahan kimia yang rusak, hilang, atau habis dkai diperlukan pengadaan. Sebelum
pengusulan pengadaan alat / bahan, maka perlu dipikirkan : (1) percobaan apa
yang akan dilakukan, (2) alat / bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi
jelas), (3) ada tidaknya dana / anggaran, (4) prosedur pembelian (lewat agen,
langganan, beli sendiri), dan (5) pelaksanaan pembelian.
Prosedur pengadaan dimulai dengan
penyusunan alat / bahan yang akan dibeli yang dikumpulkan dari usulan
masingmasing guru yang dikoordinasi oleh
penanggung jawab lab. Sebelum pembelian, hendaknya ditentukan terlebih dahulu
di toko atau perusahaan mana alat / bahan itu akan dibeli. Sebaiknya setiap
sekolah telah membuat jalinan kerja sama dengan perusahaan atau toko alat dan
bahan kimia tertentu, sehingga akan memperoleh harga yang relatif murah dan
sewaktuwaktu memerlukan tambahan alat / bahan kimia di luar jadwal pengadaan
dapat dengan mudah dikontak dan disuplai.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi laboratorium adalah suatu sistem kerja sama dari kelompok
orang, barang, atau unit tertentu tentang laboratorium untuk mencapai tujuan
(Sudaryanto, 1998 : 5) Mengorganisasikan laboratorium berarti menyusun
sekelompok orang / petugas dan sumber daya lain untuk melaksanakan suatu rencana
atau program dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
yang berdaya guna terhadap laboratorium. Pengorganisasian
laboratorium meliputi pengaturan dan pemeliharaan alat dan bahan laboratorium,
pengadaan alat dan bahan, dan menjaga kedisiplinan dan keselamatan
laboratorium.
Tugas koordinator lab adalah mengkoordinasikan segala hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan lab dan mengusulkan kepada penanggung jawab lab
untuk pengadaan alat / bahan praktikum. Penanggung jawab teknis lab bertanggung
jawab atas kelengkapan administrasi lab kelancaran kegiatan lab, dan bertanggung jawab atas kebersihan, penyimpanan,
perawatan, dan perbaikan alat lab. Tugas laboran adalah mengerjakan
administrasi lab, mempersiapkan alat / bahan yang diperlukan untuk praktikum,
dan bertanggung jawab atas kebersihan alat / bahan dan ruangan lab beserta
perlengkapannya sebelum dan sesudah
praktikum.
a. Penyimpanan Alat / Bahan Laboratorium Setelah
Pemeliharaan
Penyimpanan alat / bahan kimia
/ dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok, yaitu : (1) alat / bahan yang sering dipakai, (2) alat / bahan dimana
diijinkan untuk mengambil sendiri, seperti beaker glass, gelas ukur, pipet, larutan encer garam, asam, basa,
(3) alat / bahan yang jarang dipakai, dan (4) alat / bahan yang berbahaya, seperti alat yang peka, mahal,
dan mudah rusak, dan bahan yang beracun, radioaktif, mudah terbakar / meledak.
Bahan kimia yang beracun, eksplosif
(mudah meledak), dan mudah terbakar sebaiknya ditempatkan terpisah dari bahan
yang lain dan diusahakan diletakkan di tempat yang tidak mudah dilihat.
Demikian juga dengan alat lab, diletakkan sesuai jenis dan bahannya, seperti
alat dari kaca, porselin, kayu, atau logam diletakkan secara terpisah.
b. Disiplin di Laboratorium
Dalam rangka menjaga keamanan dan
keselamatan kerja di laboratorium, maka penegakan disiplin bagi semua yang
terlibat harus diterapkan. Kebebasan memang diperlukan bagi yang berpraktikum, namun kebebasan yang
dimaksud bukan kebebasan tanpa batas. Hal ini disebabkan di dalam laboratorium
sangat banyak alat / bahan yang berbahaya jika digunakan tanpa disiplin sesuai
aturan penggunaan alat / bahan yang bersangkutan. Jika hanya kerusakan alat
atau kelebihan pemakaian bahan mungkin masih dapat ditoleransi, namun jika yang
terjadi kesalahan pemakaian alat / bahan yang menimbulkan kebakaran / ledakan
atau bahaya lainnya akan sangat fatal akibatnya.
Pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku perlu diberikan sanksi, mulai
dari peringatan secara halus, peringatan keras, sampai pada pelarangan
mengikuti praktikum.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting,
karena tanpa pelaksanaan terhadap apa yang telah direncanakan dan
diorganisasikan tidak akan pernah menjadi kenyataan.
Kegiatan laboratorium diartikan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan
pengamatan atau percobaan yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Untuk melaksanakan kegiatan laboratorium kimia
/ perlu perencanaan secara sistematis
agar dicapai tujuan pembelajaran secara optimal (Depdikbud, 1999 : 13).
Dalam kegiatan praktikum, penilaian terhadap hasil belajar harus dilakukan, baik kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor. Untuk aspek kognitif, biasanya dilakukan melalui
pretest sebelum praktikum diadakan, bisa dilakukan secara lisan maupun
tertulis, tergantung waktu yang tersedia. Pretest terutama dilakukan untuk
mengetahui sejauhmana pemahaman terhadap
konsep yang akan dipraktikumkan. Sebaiknya pretest tidak berisi pertanyaan
teoretis, tetapi lebih difokuskan pada konsep yang berkaitan dengan praktikum.
Penilaian dari aspek afektif dapat dilakukan guru dengan menggunakan lembar
observasi khusus yang telah dipersiapkan guru yang berisi nilai atau sikap yang
harus dimiliki oleh seorang praktikan, seperti kejujuran menulis data
percobaan, kebersihan, dan teliti dalam pengamatan. Pada kenyataannya.
Penilaian aspek psikomotor adalah yang utama dalam suatu praktikum, karena
salah satu tujuan utama praktikum adalah melatih keterampilan dan mengukur
penguasaan teknik dalam menggunakan
alat/bahan kimia ketika melaksanakan praktikum.
Penilaian ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dipersiapkan, meliputi aspek penting
yang harus dikuasai dalam melaksanakan
suatu praktikum. Dengan demikian, setiap
praktikum akan memiliki tekanan aspek psikomotor yang berbeda.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan atau sering disebut pula supervisi ditentukan oleh apa yang
telah dilakukan, yaitu evaluasi terhadap tindakan dan bila perlu menggunakan
pengukuran koreksi sehingga tindakan tersebut sesuai dengan rencana (Terry,
1977 : 481). Proses pengawasan terdiri atas beberapa tindakan pokok, yaitu :
(1) penentuan ukuran / pedoman baku sebagai pembanding / alat ukur untuk
menjawab pertanyaan dari hasil pelaksanaan, (2) penilaian / pengukuran terhadap
tugas yang sudah atau yang sedang dikerjakan, baik secara lisan maupun
tertulis, atau pertemuan langsung dengan petugas, (3) perbandingan antara
pelaksanaan pekerjaan dengan ukuran / pedoman yang telah ditetapkan untuk
mengetahui penyimpangan / perbedaan yang terjadi dan perlu tidaknya perbaikan,
(4) perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi agar pekerjaan sesuai dengan
apa yang direncanakan.
2. Buatlah rubrik penilaian praktikum secara umum! Tentukan kategori
praktikum berhasil atau tidak berdasarkan rubrik yang anda buat!
No
|
Indikator Penilaian
|
4
Sangat Baik
|
3
Baik
|
2
Kurang Baik
|
1
Tidak Baik
|
1.
|
Mengebon
zat
|
Praktikan
mengebon sendiri bahan yang akan digunakan tanpa dampingan asdos atau laboran
karena memiliki skill lab yang memadai
untuk mengebon zat
|
Praktikan
mengebon didampingi asdos. Namun telah memili skill lab yang cukup
|
Praktikan
mengebon dengan skill lab yang minim dengan dampingan asdos atau laboran
|
Praktikan
mengebon dengan skill lab yang tidak memadai dan mengebon tanpa bertanya
kepada asdos dan laboran
|
2.
|
Mengebon
alat dan bahan
|
Alat
dan bahan telah disediakan dengan lengkap pada hari sebelum praktikum.
|
Alat
dan bahan yang tidak ada diganti dengan alat dan bahan yang tersedia yang
sesuai dengan yang dibutuhkan
|
Praktikan
hanya melakukan praktikum dengan alat an bahan yang tersedia
|
Praktikum
dibatalkan karena ketidak tersediaan alat dan bahan praktikum
|
3.
|
Pretest
|
Soal
pretest bertujuan untuk mengetahui kesiapan dan kemampuan praktikan untuk
melakukan praktikum. Praktikan yang tidak lulus tidak diperbolehkan ikut
praktikum
|
Soal
pretest berisi soal yang bersifat hafalan. Mahasiswa yang tidak lulus tidak
dapat ikut praktikum
|
Pretest
berisi soal yang bersifat analisis mengenai praktikum. Mahasiswa yang tidak
lulus dapat ikut praktikum
|
Pretest
tidak dilakukan dan semua praktikan dapat ikut serta dalam praktikum
|
4.
|
Keselamatan
kerja
|
Praktikan
menggunakan peralatan keselamatan kerja lengkap selama berada di lab dan
selama melakukan praktikum
|
Praktikan
menggunakan keselamatan kerja hanya pada saat melakukan praktikum yang
berbahaya(dalam prosedur terapat anjuran hati hati)
|
Praktikan
menggunakan peralatan keselamatan secara lengkap tetapi tidak melakukan
praktikum
|
Praktikan
tidak memakai peralatan keselamatan erja tetapi melakukan percobaan
|
5.
|
Kegiatan
praktikum
|
Praktikan
melakukan percobaan, mengamati, bertanya menganalisis dan mencatat hasil yang
didapat saat praktikum
|
Praktikan
melakukan praktikum dan mengamati tanpamenganalisi
|
Praktikan
hanya mengamati proses praktikum
|
Praktikan
tidak melakukan praktikum
|
6.
|
Hasil
praktikum
|
Praktikan
memahami tujuan praktikum dan hasil percobaan berdasarkan percobaan dan
analisis yang sudah dilaksanakan
|
Praktikan
memahami tujuan praktikum tanpa menganalisis sendiri
|
Praktikan
dapat memahami tujuan praktikum tanpa analisis dan tidak dapat menyimpulkan
|
Praktikan
tidak mengetahui kesimpulan praktikum
|
7.
|
Laporan
sementara
|
Memberikan
laporan sementara secara tertulis kepada asdos
|
Memberikan
laporan sementara secara lisan kepada assdos
|
memberikan
laporan sementara yang tidak lengkap
|
Tidak
memberikan laporan sementara
|
8.
|
Alat
yang telah dipakai dan bahan yang berlebis setelah praktikum
|
Praktikan
membersihkan alat dan menyusun ke tempatnya semula dan bahan yang masih dapat
di pakai disimpan di lemari zat
|
Praktikan
membersihkan alat dan sisa bahan diletakkan di sembarang tempat
|
praktikan
membersihkan alat tanpamenyimpan ke tempat semula dan bahan sisa praktikum di
buang tanpa mengetahui apakah masih bisa dipakai atau tidak
|
Praktikan
tidak membersihkan alat yang telah dipakai dan tidak menyimpan bahan yang
berlebih
|
9.
|
Laporan
pengembalian alat dan bahan
|
Mengembalikan
alat sesuai dengan jumlah yang telah dipinjam dan mengembalikan ke tempat
semula dan mengisi daftar peminjaman
|
Mengembalikan
alat sesuai dengan jumlah yang dipinjam dan melaporkan kerusakan alat
dan mengembalikan ke tempat semula
tetapi hanya melaporkan tanpa mengisi daftar peminjaman
|
Mengembalikan
alat dan bahan ke tempat semula tanpa melaporkan alat yang rusak dan tidak
megisi daftar peminjaman
|
Tidak
mengembalikan alat tepat waktu dan tidak melapokan kerusakan alat dan tidak
mengisi daftar peminjaman
|
10
|
Jurnal
dan laporan praktikum
|
Praktikan
membuat jurnal dan laporan praktikum sesuai dengan percobaan yang telah
dilakukan disertai dengan literatur pendukung
|
Praktikan
membuat jurnal dan laporan sesuai dengan percoban yang berhasil saja
|
Praktikan
membuat jurnal dan laporan sesuai dengan tujuan tetapi tidak sesuai dengan
percobaan yang telah dilakukan
|
Praktikan
membuat jurnal dan laporan tetapi tidak sesuai dengan tujuan praktikum
|
KEBERHASILAN PRAKTIKUM
(SKOR /40) x 100%
BERHASIL : ≥75%
GAGAL : <75%
4. Buatlah rubrik penilaian untuk jurnal dan laporan praktikum!
No
|
Aspek
|
Skor
|
Keterangan
|
1
|
Judul percobaan
|
0
1
2
|
Judul percobaan tidak ditulis.
Judul percobaan ditulis tetapi tidak tepat/sesuai
dengan tema praktikum.
Judul percobaan ditulis dan tepat.
|
2
|
Tujuan percobaan
|
2
2
|
Ditulis seperti pada petunjuk praktikum.
Tujuan ditulis dalam bentuk ABCD (audience,
behaviour, condition, and degree)
|
3
|
Dasar teori
|
5
10
15
|
Memuat teori tetapi kurang relevan dengan meteri
praktikum asam-basa.
Memuat secara singkat teori yang relevan dengan
meteri praktikum.
Memuat secara lengkap teori yang relevan dengan meteri
praktikum.
|
4
|
Alat dan bahan
|
2
5
|
Alat dan bahan ditulis namun tidak disertai dengan
jumlah.
Alat dan bahan ditulis lengkap disertai dengan
jumlah dan ukuran.
|
5
|
Prosedur kerja
|
1
2
5
10
|
Ditulis seperti petunjuk pada praktikum (menggunakan
kata perintah).
Ditulis dengan menggunakan kata kerja bukan kata
perintah).
Ditulis lengkap tanpa alur kerja.
Ditulis lengkap beserta alur kerja.
|
6
|
Data pengamatan
|
5
7
|
Data yang ditulis hanya kondisi sesudah perlakuan
(setelah diberi indikator alami).
Data yang ditulis mencakup kondisi sebelum dan
sesudah perlakuan.
|
7
|
Diskusi dan pembahasan
|
10
20
25
|
Membahas hasil pengamatan tanpa menghubungkan dengan
dasar teori.
Mengubungkan hasil pengamatan dengan dasar teori
namun tidak lengkap.
Menghubungkan hasil pengamatan dengan dasar teori
dan dilengkapi dengan bagan serta paragraf yang mengarah pada simpulan.
|
8
|
Simpulan
|
5
10
|
Simpulan sesuai dengan hasil praktikum tetapi tidak
mengarah pada tujuan praktikum.
Simpulan sesuai dengan hasil praktikum dan mengarah pada
tujuan praktikum.
|
9
|
Daftar pustaka
|
2
3
5
|
Tidak semua sumber pustaka ditulis.
Semua sumber pustaka ditulis namun ada satu atau
lebih sumber pustaka yang tata tulisannya kurang benar.
Semua sumber pustaka ditulis dan susunannya benar.
|
10
|
Jawaban petanyaan
|
5
|
Semua pertanyaan yang ada dijawab dengan benar.
|
11
|
Laporan sementara
|
0
5
|
Laporan sementara tidak dilampirkan.
Laporan sementara dilampirkan.
|
12
|
lampiran
|
0
3
|
Lampiran foto praktikum (sebelum dan sesudah
praktikum) tidak dilampirkan.
Lampiran foto praktikum dilampirkan.
|
13
|
Ketepatan waktu mengumpulkan laporan
|
0
1
3
5
|
Laporan menyerahkannya lebih dari satu minggu
terlambat
Sampai satu minggu terlambat
Sampai dengan dua hari terlambat
Menyerahkan laopran tepat waktu
|
5. Mengapa pentingnya manajemen lab dalam kaitannya dengan kurikulum
2013! (kata kunci : produktif, inovatif dan kreatif)
Kurikulum 2013 bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang produktif, inovatif dan kreatif. Beberapa materi pelajaran kimia / IPA adalah pelajaran yang memerlukan pemahaman
melalui pengalaman dan pengamatan langsung secara nyata dalam kehidupan sehari hari atau dalam laboratorium.
manajemen
lab adalah salah satu standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan dalam
peraturan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan.tujuan nya adalah
agar setiap sekolah yang ada di indonesia dapat mencapai standar sarana
dan prasarana yang telah di tetapkan. melalui proses pendidikan
siswa dapat memiliki kompetensi yang telah di
tetapkan.
Oleh karena itu keberadaan laboratorium di sekolah
sangat penting dalam mendukung keberhasilan pembelajaran kurikulum 2013 agar pemahaman anak
didik terhadap materi lebih kompleks. Pemahaman
peserta didik terhadap materi ajar akan lebih efektif jika ia tidak hanya
memperoleh konsepnya, tetapi ia juga mampu menemukan konsep itu sendiri. Pentingnya
laboratorium dalam menunjang pembelajaran di kelas sangat diyakinidapat mengembangkan kognitif
siswa.
Manajemen lab sangat berkaitan erat dengan bagaimana menyesuaikan kegiatan praktikum dengan materi
praktikum dan ketersediaan alat dan bahan kimia yang memadai. Hal ini
karena manajemen lab yang efektif sangat menentukan besar kecilnya kontribusi
lab dalam proses pembela-jaran kimia / IPA, terutama pada pengembangan afektif dan psikomotorik siswa.
6. Jelaskan perbedaan yang mendasar pada
laboratorium jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama!
Laboratorium
SD
Labor SD
didesain lebih sederhana. Pada labor SD terdapat meja demonstrasi, meja guru,
meja dan bangku praktikan. Meja demonstrasi digunakan untuk mendemonstrasikan
materi pelajaran. Tetapi siswa tidak melakukan praktikum karena anak SD belum
mengetahui bahaya ataupun kegunaan alat yang dipakai saat praktikum. Tetapi
siswa menggunakan alat dan bahan yang aman bagi siswa (alat peraga). Selain itu
alat dan bahan hanya diletakkan ditempat yang tidak terjangkau oleh anak anak
dan hanya dapat dimasuki oleh guru. Siswa melakukan praktikum menggunakan alat
peraga (mainan) agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Labolatorim
SMP
Ruangan
lab untuk SMP cenderung lebih banyak banyak berisi alat-alat peraga seperti
alat peraga rangka, organ-organ dalam tubuh, neraca, globe, awetan-awetan hewan
dan tumbuhan. Untuk peraga biologi fisika atau mata pelajaran yang
berkaitan.
Alat
dan bahan juga diletakan di ruang khusus namun siswa memiliki izin untuk keluar
masuk ruangan. Yang dilengkapi dengan buku peminjaman.
Guru terlebih dahulu melakukan
demonstrasi lalu siswa melakukan praktikum mandiri. Siswa telah
dianggap mampu melakukan praktikum
sendiri dengan pengawasan oleh guru. Ruang alat dan bahan dapat dimasuki oleh
siswa. Karena siswa telah dapat membedakan alat dan bahan yang berbahaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar